2 Raja-Raja

Kitab 2 Raja-Raja mencatat kejatuhan kerajaan Israel dan Yehuda, dengan fokus pada pelayanan nabi Elisa dan Yesaya. Kisah ini menggambarkan kemerosotan spiritual, penyembahan berhala, dan konsekuensi tragis dari ketidaksetiaan umat Tuhan. Kerajaan Israel jatuh ke tangan Asyur, sementara Yehuda mengalami reformasi di bawah raja-raja seperti Hizkia dan Yosia, tetapi akhirnya juga hancur di bawah Kekaisaran Babel.

Nov 9, 2025

Rangkuman Lengkap Kitab 2 Raja-Raja: Kisah Para Nabi, Kejatuhan Kerajaan, dan Pembuangan

notion image

Pengantar: Memahami Konteks 2 Raja-Raja

Kitab 2 Raja-Raja adalah babak final yang suram dari kisah kerajaan Israel dan Yehuda. Melanjutkan narasi dari 1 Raja-Raja, kitab ini mencatat periode sekitar 300 tahun, yang diwarnai oleh kemerosotan rohani yang tak terhindarkan dan konsekuensi tragisnya. Jika 1 Raja-Raja adalah tentang perpecahan kerajaan, maka 2 Raja-Raja adalah tentang kejatuhan total kedua kerajaan tersebut.
Fokus utama kitab ini adalah pelayanan para nabi, terutama Elisa dan kemudian Yesaya, yang berfungsi sebagai suara Tuhan yang terakhir, menyerukan pertobatan sebelum hukuman dijatuhkan. Narasi ini secara gamblang menunjukkan mengapa pembuangan terjadi: bukan karena Tuhan lemah atau meninggalkan umat-Nya, melainkan sebagai puncak dari ketidaksetiaan, penyembahan berhala, dan ketidakadilan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Kitab ini adalah sebuah otopsi teologis, menjelaskan bagaimana umat pilihan Tuhan akhirnya kehilangan tanah perjanjian mereka.

Bagian 1: Pelayanan Nabi Elisa dan Kerajaan Israel (Pasal 1-13)

Kisah dibuka dengan akhir pelayanan Nabi Elia. Ia tidak mati, melainkan diangkat ke surga dalam angin badai oleh kereta dan kuda berapi. Jubahnya jatuh dan diambil oleh muridnya, Elisa, yang menerima "dua bagian" dari roh Elia, menandakan suksesi kenabiannya.
Pelayanan Elisa mendominasi bagian awal kitab ini. Berbeda dengan Elia yang sering kali menyendiri, Elisa lebih banyak terlibat dalam kehidupan masyarakat dan politik. Ia melakukan banyak mukjizat yang menunjukkan kuasa dan belas kasihan Tuhan, bahkan di tengah-tengah bangsa yang semakin rusak. Beberapa mukjizatnya yang terkenal antara lain:
  • Menyembuhkan air yang beracun di Yerikho.
  • Menggandakan minyak seorang janda miskin untuk membayar utangnya.
  • Membangkitkan putra seorang perempuan Sunem yang baik hati.
  • Menyembuhkan Naaman, seorang panglima tentara Aram, dari penyakit kusta melalui perintah sederhana untuk mandi di Sungai Yordan.
  • Membuat mata kapak yang terbuat dari besi mengapung di air.
Selama masa ini, Kerajaan Israel (Utara) terus-menerus berperang dengan bangsa Aram. Elisa sering kali bertindak sebagai penasihat militer, secara ajaib memberitahukan strategi musuh kepada raja Israel. Namun, raja-raja Israel seperti Yoram tetap tidak setia kepada Tuhan.
Tuhan kemudian memerintahkan Elisa untuk mengurapi seorang panglima bernama Yehu menjadi raja Israel berikutnya. Tugas Yehu adalah melaksanakan penghukuman Tuhan atas keluarga Ahab. Yehu melakukannya dengan brutal dan tuntas. Ia membunuh Raja Yoram, membantai seluruh keluarga Ahab, dan secara licik memusnahkan semua penyembah Baal di Israel. Meskipun ia dipuji karena memberantas penyembahan Baal, Yehu sendiri tidak sepenuhnya taat; ia tetap mempertahankan dosa Yerobeam, yaitu penyembahan anak lembu emas.

Bagian 2: Dua Kerajaan Menuju Kehancuran (Pasal 14-17)

Bagian ini menceritakan sejarah paralel kedua kerajaan yang semakin merosot. Di Kerajaan Yehuda (Selatan), terjadi drama perebutan kekuasaan. Setelah Raja Ahazia dibunuh oleh Yehu, ibunya yang jahat, Atalya (putri Ahab dan Izebel), merebut takhta dan membantai hampir seluruh keturunan raja. Namun, seorang pangeran cilik bernama Yoas berhasil diselamatkan dan disembunyikan di Bait Suci oleh Imam Besar Yoyada. Ketika Yoas berumur tujuh tahun, Yoyada memimpin sebuah kudeta, menobatkan Yoas sebagai raja dan menghukum mati Atalya. Selama Yoyada hidup, Yoas menjadi raja yang baik dan memperbaiki Bait Suci.
Kedua kerajaan mengalami periode singkat kemakmuran militer di bawah Yerobeam II di Israel dan Uzia di Yehuda, tetapi kemakmuran ini menutupi kebusukan moral dan spiritual di dalamnya. Setelah Yerobeam II wafat, Kerajaan Israel jatuh ke dalam anarki. Raja-raja silih berganti naik takhta melalui pembunuhan dan kudeta dalam waktu singkat.
Di tengah kekacauan ini, muncullah kekuatan baru yang mengancam: Kekaisaran Asyur. Asyur mulai menaklukkan bangsa-bangsa di sekitarnya. Raja Israel terakhir, Hosea, mencoba memberontak melawan Asyur. Akibatnya fatal. Pasukan Asyur mengepung ibu kota Samaria selama tiga tahun. Pada tahun 722 SM, Samaria jatuh. Asyur mendeportasi sebagian besar penduduk Israel dan memukimkan bangsa-bangsa lain di wilayah itu. Inilah akhir dari Kerajaan Israel di Utara. Penulis kitab dengan jelas menyatakan alasannya: mereka terus-menerus menyembah berhala, menolak para nabi, dan melanggar perjanjian dengan Tuhan.

Bagian 3: Kerajaan Yehuda yang Tersisa dan Kejatuhannya (Pasal 18-25)

Dengan hancurnya Kerajaan Utara, narasi berfokus sepenuhnya pada Kerajaan Yehuda di Selatan. Di sinilah muncul dua raja terbaik sejak Daud, yang menjadi secercah harapan di tengah kegelapan.
Yang pertama adalah Raja Hizkia. Ia melakukan reformasi rohani besar-besaran, menghancurkan tempat-tempat penyembahan berhala dan memulihkan ibadah kepada Tuhan. Puncak pemerintahannya adalah ketika Sanherib, raja Asyur, mengepung Yerusalem dan menghina Tuhan. Melalui doa Hizkia dan nubuat Nabi Yesaya, Tuhan turun tangan secara ajaib. Malaikat Tuhan membunuh 185.000 tentara Asyur dalam satu malam, memaksa Sanherib mundur dan menyelamatkan Yerusalem.
Namun, harapan ini sirna ketika putra Hizkia, Manasye, naik takhta. Ia adalah raja Yehuda yang paling jahat. Ia membatalkan semua reformasi ayahnya, membangun kembali mezbah-mezbah berhala, mempraktikkan sihir, dan bahkan mempersembahkan anaknya sebagai korban. Ia memenuhi Yerusalem dengan darah orang-orang yang tidak bersalah. Dosa Manasye begitu parah sehingga kitab ini menyatakan bahwa pemerintahannyalah yang menyegel nasib Yehuda untuk dihukum.
Harapan terakhir muncul pada masa pemerintahan cicitnya, Raja Yosia. Saat Bait Suci sedang diperbaiki, Imam Besar Hilkia menemukan kembali Kitab Taurat. Ketika kitab itu dibacakan, Yosia merobek pakaiannya dalam pertobatan yang mendalam. Ia memimpin kebangunan rohani terbesar dalam sejarah Yehuda, membersihkan seluruh negeri dari penyembahan berhala dan memperbarui perjanjian bangsa itu dengan Tuhan. Namun, Nabi Hulda menegaskan bahwa meskipun pertobatan Yosia tulus, hukuman atas dosa-dosa Yehuda sebelumnya tidak dapat dibatalkan lagi.
Setelah Yosia tewas dalam pertempuran, Yehuda dengan cepat jatuh di bawah kendali kekuatan dunia berikutnya, Kekaisaran Babel, yang dipimpin oleh Raja Nebukadnezar. Raja-raja terakhir Yehuda adalah penguasa boneka yang lemah. Setelah pemberontakan yang dipimpin oleh raja terakhir, Zedekia, kesabaran Nebukadnezar habis. Pada tahun 586 SM, pasukannya menghancurkan Yerusalem, membakar Bait Suci Salomo hingga rata dengan tanah, dan membawa