Daniel

Kitab Daniel mengisahkan kepahlawanan iman di istana Babilonia dan penglihatan apokaliptik tentang kedaulatan Allah. Terdiri dari dua bagian: kisah-kisah istana yang menyoroti kesetiaan Daniel dan rekan-rekannya, serta penglihatan simbolis mengenai kerajaan dunia dan akhir zaman. Tokoh utama termasuk Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, serta raja-raja Babilonia. Kitab ini juga mencakup bagian Deuterokanonika yang menambah kisah hikmat Daniel dan kesetiaan umat Allah. Inti teologinya mencakup kedaulatan Allah, kesetiaan dalam pengasingan, dan pengharapan eskatologis.

Nov 9, 2025

Rangkuman Lengkap Kitab Daniel (Termasuk Deuterokanonika)

 
notion image
Kitab Daniel adalah salah satu karya paling menakjubkan dalam Alkitab, memadukan kisah-kisah kepahlawanan iman di istana asing dengan penglihatan apokaliptik yang mendalam tentang kedaulatan Allah atas sejarah.

BAGIAN 1: Wawasan Kunci Kitab Daniel

Bagian ini berisi poin-poin penting untuk memahami konteks dan pesan utama Kitab Daniel.
  • Latar Belakang Sejarah: Berlatar pada abad ke-6 SM, saat pembuangan bangsa Yehuda ke Babilonia setelah jatuhnya Yerusalem. Umat Allah hidup di bawah kekuasaan asing (Babilonia, Media, Persia).
  • Waktu Penulisan: Tradisi menisbatkannya pada Daniel (abad ke-6 SM). Namun, banyak pakar modern, mengamati detail nubuat di Bab 11, berpendapat bahwa kitab ini mendapat bentuk finalnya sekitar abad ke-2 SM, pada masa penindasan berat oleh Antiokhus IV Epifanes (Raja Yunani-Seleukia), untuk memberi pengharapan bagi umat yang teraniaya.
  • Genre: Kitab ini unik karena terbagi dua:
      1. Kisah-Kisah Istana (Bab 1-6, 13-14): Narasi tentang bagaimana Daniel dan rekan-rekannya mempertahankan iman dan identitas Yahudi mereka di tengah budaya pagan.
      1. Penglihatan Apokaliptik (Bab 7-12): Penglihatan simbolis tentang kerajaan-kerajaan dunia, penderitaan umat Allah, dan kemenangan akhir Kerajaan Allah.
  • Kanon Katolik (Deuterokanonika): Alkitab Katolik mencakup bagian tambahan (Deuterokanonika) yang tidak ada dalam kanon Protestan atau Ibrani. Ini adalah:
    • Doa Azarya dan Lagu Pujian Tiga Pemuda (disisipkan dalam Daniel 3).
    • Kisah Susana (Bab 13).
    • Kisah Bel dan Naga (Bab 14).
  • Tokoh-Tokoh Utama:
    • Daniel (Beltsazar): Tokoh protagonis. Seorang pemuda Yehuda yang bijaksana, saleh, dan setia, yang dianugerahi karunia menafsir mimpi dan penglihatan.
    • Hananya (Sadrakh), Misael (Mesakh), Azarya (Abednego): Tiga rekan Daniel yang setia, terkenal karena lolos dari dapur perapian.
    • Raja Nebukadnezar: Raja Babilonia yang kuat namun arogan, yang akhirnya mengakui kedaulatan Allah Israel.
    • Raja Belsyazar: Pengganti Nebukadnezar yang sombong, melihat tulisan di dinding.
    • Raja Darius (Orang Media) & Koresh (Orang Persia): Raja-raja yang berinteraksi dengan Daniel.
    • Susana & Yoakim: Tokoh dalam Bab 13, di mana Susana difitnah dan diselamatkan oleh hikmat Daniel.
    • Malaikat Gabriel & Mikael: Sosok surgawi yang memberi penjelasan dan perlindungan.
  • Inti Teologi:
      1. Kedaulatan Allah: Allah memegang kendali penuh atas sejarah dan nasib semua kerajaan di bumi.
      1. Kesetiaan dalam Pengasingan: Umat Allah dipanggil untuk tetap setia pada hukum-Nya, bahkan di bawah ancaman maut.
      1. Pengharapan Eskatologis: Akan ada akhir dari penderitaan, kebangkitan orang mati, dan kemenangan akhir dari "Anak Manusia" (Kerajaan Allah).
  • Ayat-Ayat Kunci:
    • Daniel 2:44: "Tetapi pada zaman raja-raja itu, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya..."
    • Daniel 3:28 (TB): (Setelah dapur perapian) "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya..."
    • Daniel 6:23 (TB): "...dan tidak didapati luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya."
    • Daniel 12:2: "Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal."

BAGIAN 2: Rangkuman Naratif Isi Kitab

Berikut adalah alur cerita Kitab Daniel, dirangkum secara naratif.

Kisah di Istana Babilonia (Bab 1-6)

Kisah dimulai dengan jatuhnya Yerusalem. Di antara para tawanan terbaik yang dibawa ke Babilonia adalah empat pemuda Yehuda: Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya. Mereka diberi nama Babilonia (Beltsazar, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego) dan dididik di istana Raja Nebukadnezar. Keempatnya menunjukkan kesetiaan luar biasa kepada Allah dengan menolak makanan raja yang najis, namun mereka justru tumbuh lebih sehat dan bijaksana.
Kebijaksanaan Daniel segera teruji ketika Nebukadnezar bermimpi tentang sebuah patung raksasa (kepala emas, dada perak, perut perunggu, paha besi, kaki campuran besi dan tanah liat). Sang raja menuntut agar mimpinya tidak hanya diartikan, tetapi juga diberitahukan. Daniel, melalui wahyu Tuhan, berhasil mengungkap mimpi itu sebagai suksesi empat kerajaan dunia (dimulai dari Babilonia) yang pada akhirnya akan dihancurkan oleh sebuah batu (melambangkan Kerajaan Allah) yang akan mengisi seluruh bumi.
Kesetiaan ketiga rekan Daniel diuji saat Nebukadnezar membangun patung emas raksasa dan memerintahkan semua orang menyembahnya. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menolak. Mereka dilemparkan ke dalam dapur perapian yang sangat panas. Namun, Allah melindungi mereka; raja melihat mereka berjalan-jalan di dalam api bersama sosok keempat "seperti anak dewa". Di dalam api, Azarya mendoakan doa pertobatan (bagian Deuterokanonika), dan ketiganya menyanyikan kidung pujian. Nebukadnezar yang takjub memerintahkan mereka keluar dan memuji Allah Israel.
Selanjutnya, Nebukadnezar kembali bermimpi (Bab 4), kali ini tentang pohon raksasa yang ditebang. Daniel menafsirkannya sebagai peringatan atas kesombongan raja. Nubuat itu tergenapi: Nebukadnezar menjadi gila, hidup seperti binatang, hingga ia mengakui bahwa Allah Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia.
Bertahun-tahun kemudian (Bab 5), Raja Belsyazar mengadakan pesta pora dan menajiskan perkakas Bait Suci Yerusalem. Tiba-tiba, sebuah tangan muncul dan menulis di dinding: "Mene, Mene, Tekel, Ufarsin." Daniel, yang kini sudah tua, dipanggil dan mengartikannya: Kerajaan Belsyazar telah dihitung ("Mene"), ditimbang ("Tekel"), dan dipecah ("Ufarsin") untuk diberikan kepada orang Media dan Persia. Malam itu juga, Belsyazar terbunuh dan kerajaan jatuh.
Di bawah pemerintahan Raja Darius (orang Media) (Bab 6), Daniel diangkat tinggi, membuat pejabat lain iri. Mereka menjebak raja untuk mengeluarkan dekret yang melarang doa kepada dewa atau manusia selain raja. Daniel, yang terbiasa berdoa menghadap Yerusalem tiga kali sehari, tidak gentar. Ia ditangkap dan dilemparkan ke gua singa. Namun, sekali lagi, Allah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu. Raja Darius, yang cemas semalaman, bersukacita melihat Daniel selamat dan mengeluarkan dekret baru yang menghormati Allah Daniel.

Penglihatan Apokaliptik Daniel (Bab 7-12)

Bagian kedua kitab beralih ke serangkaian penglihatan yang diterima Daniel. Bab 7 mengulangi tema Bab 2 (empat kerajaan), tetapi kali ini dalam wujud empat binatang buas yang mengerikan, yang berpuncak pada binatang keempat dengan "tanduk kecil" yang menghujat Allah. Penglihatan ini diakhiri dengan pengadilan surgawi, di mana "Yang Lanjut Usianya" bertahta dan "seorang seperti Anak Manusia" diberi kekuasaan kekal.
Bab 8 menampilkan visi domba jantan (Media-Persia) yang dikalahkan oleh kambing jantan (Yunani/Aleksander Agung). Dari kambing itu muncul tanduk kecil (secara luas dipahami sebagai Antiokhus IV Epifanes), yang menganiaya umat Allah dan menajiskan Bait Suci.
Dalam Bab 9, Daniel berdoa memohon pengampunan bagi dosa Israel. Malaikat Gabriel datang dan memberinya nubuat misterius tentang "tujuh puluh minggu" (atau 490 tahun), sebuah kerangka waktu ilahi yang mencakup kedatangan "Yang Diurapi" (Mesias) dan peristiwa-peristiwa penting lainnya hingga akhir zaman.
Bab 10-12 berisi penglihatan terakhir dan terpanjang. Daniel didatangi oleh sosok surgawi yang mulia, yang menjelaskan bahwa ia sedang dalam pertempuran rohani melawan "pemimpin kerajaan orang Persia", dibantu oleh Malaikat Mikael. Visi ini kemudian merinci dengan sangat akurat sejarah peperangan antara "Raja Utara" (dinasti Seleukia di Suriah) dan "Raja Selatan" (dinasti Ptolemeus di Mesir). Puncaknya adalah deskripsi tentang raja fasik (Antiokhus IV Epifanes) yang akan menajiskan Bait Suci, tetapi pada akhirnya akan dihancurkan. Kitab ditutup dengan janji pengharapan: akan ada masa kesesakan besar, tetapi Mikael akan bangkit membela umat Allah, dan akan terjadi kebangkitan orang mati—sebagian untuk hidup kekal, sebagian untuk kehinaan kekal. Daniel diperintahkan untuk memeteraikan kitab itu sampai akhir zaman.

Kisah Tambahan (Deuterokanonika, Bab 13-14)

Kanon Katolik diakhiri dengan dua kisah lagi tentang hikmat dan kesetiaan Daniel. Dalam Bab 13, seorang wanita saleh bernama Susana, istri Yoakim, difitnah oleh dua tua-tua (hakim) bejat yang mengancam akan menuduhnya berzina jika ia tidak menuruti hawa nafsu mereka. Susana menolak, dan ia dijatuhi hukuman mati berdasarkan kesaksian palsu mereka. Tepat saat ia akan dieksekusi, Daniel (yang tampil sebagai pemuda bijak) turun tangan. Ia meminta agar kedua tua-tua itu diperiksa secara terpisah. Ketika ditanya di bawah pohon apa mereka melihat Susana berzina, kesaksian mereka bertentangan. Kebohongan mereka terbongkar, Susana diselamatkan, dan kedua tua-tua itu dihukum mati.
Dalam Bab 14, Daniel berhadapan dengan penyembahan berhala di Babel. Pertama, ia membuktikan kepada Raja Koresh bahwa dewa Bel, yang konon makan persembahan, sebenarnya adalah tipuan para imam (Daniel menabur abu di lantai kuil untuk menunjukkan jejak kaki para imam yang mengambil makanan di malam hari). Kedua, Daniel membunuh seekor naga besar yang disembah orang Babel dengan memberinya makan adonan yang membuatnya meledak. Orang Babel yang marah memaksa raja untuk melemparkan Daniel ke gua singa (untuk kedua kalinya). Daniel berada di sana selama enam hari. Secara ajaib, Allah memerintahkan Nabi Habakuk (yang sedang di Yudea) untuk diangkat oleh malaikat dan membawa makanan bagi Daniel di gua singa. Pada hari ketujuh, raja mendapati Daniel selamat sentosa, lalu ia memuji Allah Daniel dan melemparkan para penuduh Daniel ke gua itu.