Injil Lukas adalah kitab ketiga dalam Perjanjian Baru yang menceritakan tentang kehidupan, ajaran, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang diyakini sebagai seorang tabib dan rekan kerja Rasul Paulus, dan ditujukan kepada orang bukan Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan Yesus tersedia bagi semua orang di seluruh dunia.
Rangkuman Injil Lukas: Juru Selamat yang Universal dan Penuh Belas Kasih
Bagian 1: Wawasan Singkat Injil Lukas
Bagian ini berisi poin-poin penting sebagai pengantar untuk memahami konteks dan muatan utama dari Injil Lukas.
Penulis: Secara tradisi diyakini adalah Lukas, seorang tabib (dokter) berpendidikan yang bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 4:14). Ia adalah rekan seperjalanan Santo Paulus dan seorang sejarawan yang teliti.
Tujuan Penulisan: Ditujukan kepada Teofilus (artinya "Sahabat Allah"), yang kemungkinan adalah seorang pejabat Romawi atau simbol bagi semua orang non-Yahudi yang mencari kebenaran. Lukas menulis agar Teofilus "mengetahui kebenaran yang kokoh" dari ajaran yang telah diterimanya (Lukas 1:4).
Waktu Penulisan: Diperkirakan ditulis sekitar tahun 80-90 M.
Inti Cerita: Injil ini adalah narasi yang teratur dan historis mengenai kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Lukas secara unik menekankan universalitas keselamatan—bahwa Kabar Baik ini ditujukan untuk semua orang, termasuk orang non-Yahudi, orang miskin, orang Samaria, kaum perempuan, dan orang-orang yang terpinggirkan oleh masyarakat.
Ciri Khas (Perspektif Katolik):
Injil Belas Kasih: Sangat menonjolkan kerahiman dan belas kasih Allah, terutama dalam perumpamaan-perumpamaan unik seperti Anak yang Hilang dan Orang Samaria yang Murah Hati.
Injil Kaum Miskin:Yesus secara konsisten menunjukkan perhatian khusus kepada kaum papa, janda, dan orang-orang yang dianggap "pendosa" oleh masyarakat.
Peran Roh Kudus: Lukas lebih sering menyebutkan karya Roh Kudus dibandingkan Injil lainnya, dimulai dari konsepsi Yesus hingga pemberdayaan para murid.
Peran Kaum Perempuan: Lukas memberi perhatian besar pada peran para perempuan dalam pelayanan Yesus, seperti Maria (Bunda Yesus), Elisabet, Hana, Maria Magdalena, Yohana, dan Marta serta Maria.
Pentingnya Doa: Yesus sering digambarkan sedang berdoa, terutama sebelum momen-momen penting dalam pelayanan-Nya.
Ayat-Ayat Kunci:
Lukas 1:37: "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Lukas 2:14: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Lukas 4:18: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin..."
Lukas 15:7: "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Lukas 19:10: "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Lukas 23:34: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Bagian 2: Rangkuman Naratif Isi Kitab
Injil ini dimulai dengan sapaan kepada Teofilus, menjelaskan bahwa Lukas telah menyelidiki segala peristiwa dengan saksama untuk menyusun laporan yang teratur.
Cerita dibuka di Yerusalem pada masa pemerintahan Herodes, raja Yudea. Seorang imam bernama Zakharia mendapat kunjungan dari Malaikat Gabriel saat bertugas di Bait Allah. Gabriel memberitahu bahwa istrinya, Elisabet, yang sudah lanjut usia dan mandul, akan mengandung seorang putra yang harus dinamai Yohanes Pembaptis, yang akan menjadi utusan bagi Tuhan. Karena Zakharia ragu, ia menjadi bisu sampai nubuat itu terpenuhi. Enam bulan kemudian, Gabriel diutus ke Nazaret di Galilea, kepada seorang perawan bernama Maria, yang bertunangan dengan Yusuf dari keturunan Daud. Gabriel mengumumkan bahwa Maria akan mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Anak Allah, yang harus dinamai Yesus. Maria menerima panggilan ini dengan iman yang luar biasa, "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu."
Maria segera mengunjungi Elisabet. Saat mendengar salam Maria, Yohanes melonjak dalam kandungan Elisabet, dan Elisabet, dipenuhi Roh Kudus, memberkati Maria. Maria membalas dengan pujian agung (Magnificat). Elisabet kemudian melahirkan Yohanes. Ketika tiba waktunya memberi nama, Zakharia menulis "Namanya adalah Yohanes," dan seketika itu juga ia dapat berbicara kembali, lalu memuji Allah (Benedictus).
Pada waktu itu, Kaisar Agustus mengeluarkan perintah sensus, mengharuskan semua orang mendaftar di kota asal mereka. Yusuf dan Maria, yang sedang mengandung besar, melakukan perjalanan dari Nazaret ke Betlehem, kota Daud. Karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan, Yesus lahir di sebuah kandang dan dibaringkan di dalam palungan. Di padang terdekat, para gembala didatangi malaikat yang mengumumkan kelahiran Sang Juru Selamat. Mereka segera pergi ke Betlehem dan menemukan bayi itu, lalu menceritakan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Delapan hari kemudian, Yesus disunat. Sesuai hukum Taurat, Ia dipersembahkan di Bait Allah. Di sana, mereka bertemu Simeon, seorang saleh yang telah dijanjikan Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Simeon menatang bayi Yesus dan memuji Allah (Nunc Dimittis). Seorang nabiah lanjut usia bernama Hana juga hadir dan mengucap syukur atas kehadiran-Nya. Kisah masa kecil Yesus ditutup dengan peristiwa saat Ia berusia dua belas tahun, ketika Ia tertinggal di Bait Allah dan ditemukan sedang berdiskusi dengan para pengajar Taurat, membuat mereka takjub.
Pelayanan Yesus didahului oleh Yohanes Pembaptis, yang muncul di padang gurun pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea. Yohanes menyerukan baptisan pertobatan. Banyak orang datang kepadanya, dan ia menegur orang Farisi dan orang Saduki. Yesus sendiri datang dari Galilea untuk dibaptis oleh Yohanes. Saat Yesus dibaptis dan sedang berdoa, langit terbuka, Roh Kudus turun dalam rupa burung merpati, dan terdengar suara dari surga, "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." Lukas kemudian menelusuri silsilah Yesus, berbeda dari Matius, ia menelusurinya ke belakang sampai kepada Adam, Anak Allah, menekankan peran Yesus sebagai Juru Selamat bagi seluruh umat manusia. Setelah baptisan-Nya, Yesus, penuh dengan Roh Kudus, dipimpin ke padang gurun dan dicobai oleh Iblis selama empat puluh hari, namun Ia mengalahkan setiap cobaan dengan Firman Allah.
Yesus memulai pelayanan-Nya di Galilea. Di sinagoga Nazaret, kota asal-Nya, Ia membaca dari kitab Nabi Yesaya: "Roh Tuhan ada pada-Ku... untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta... untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Ia menyatakan bahwa nubuat itu telah genap, namun orang-orang di kota-Nya menolak dan berusaha membunuh-Nya. Ia pindah ke Kapernaum, mengajar dengan kuasa, mengusir roh jahat, dan menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus serta banyak orang lain. Titik penting terjadi di Danau Genesaret, ketika Yesus menyuruh Simon (Petrus), Yakobus, dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, untuk menebarkan jala setelah mereka semalaman tidak mendapat apa-apa. Mereka mendapat tangkapan ikan yang ajaib, membuat Simon tersungkur di depan Yesus. Yesus berkata, "Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia." Mereka pun meninggalkan segalanya dan mengikut Dia.
Yesus memanggil Lewi (yang juga disebut Matius), seorang pemungut cukai, untuk mengikut-Nya, dan kemudian makan di rumah Lewi bersama para pemungut cukai dan orang berdosa lainnya. Hal ini memicu kritik dari orang Farisi dan ahli Taurat. Yesus menjawab, "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." Ia terus mengajar dan melakukan mujizat, menyembuhkan orang kusta, menyembuhkan orang lumpuh yang diturunkan dari atap, dan berdebat dengan kaum Farisi tentang makna hari Sabat.
Yesus naik ke bukit untuk berdoa semalam-suntuk, dan keesokan harinya Ia memilih Dua Belas Rasul: Simon (Petrus), Andreas saudaranya, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Simon orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang akan menjadi pengkhianat. Ia kemudian menyampaikan "Khotbah di Tempat Datar" (versi Lukas dari Khotbah di Bukit), yang dimulai dengan "Berbahagialah, hai kamu yang miskin..." dan "Celakalah kamu, hai kamu yang kaya...", serta ajaran radikal untuk mengasihi musuh.
Pelayanan-Nya di Galilea berlanjut dengan penyembuhan hamba seorang perwira Romawi di Kapernaum, yang menunjukkan iman luar biasa. Secara unik dalam Lukas, Yesus membangkitkan anak laki-laki seorang janda di Nain dari kematian, menunjukkan belas kasih-Nya yang mendalam. Ketika Yohanes Pembaptis (yang dipenjara oleh Herodes) mengutus muridnya untuk bertanya apakah Yesus adalah Mesias, Yesus menunjuk pada mujizat-Nya sebagai bukti. Tak lama kemudian, Yesus diundang makan di rumah Simon orang Farisi. Saat makan, seorang perempuan berdosa datang, menangis di kaki Yesus, membasuhnya dengan air mata, menyekanya dengan rambutnya, menciumnya, dan meminyakinya. Yesus kontras antara iman dan kasih perempuan itu dengan kurangnya keramahan Simon, lalu mengampuni dosa perempuan itu. Yesus mengajar melalui banyak perumpamaan, seperti Perumpamaan Seorang Penabur, dan menenangkan badai di danau. Ia menyembuhkan orang yang kerasukan setan (Legiun) di Gerasa, menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun, dan membangkitkan anak perempuan Yairus. Yesus mengutus Kedua Belas Rasul, memberi mereka kuasa, dan melakukan mujizat memberi makan lima ribu orang.
Puncak pelayanan di Galilea adalah ketika Petrus mengakui, "Engkau adalah Mesias dari Allah." Segera setelah itu, Yesus mulai memberitahukan bahwa Ia harus menderita, ditolak, dibunuh, dan bangkit pada hari ketiga. Ia membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke gunung untuk berdoa, dan di sana Ia dimuliakan (Transfigurasi), berbicara dengan Musa dan Elia tentang "tujuan kepergian-Nya" (kematian-Nya) di Yerusalem.
Bagian terbesar dari Injil Lukas (Bab 9:51–19:27) adalah "Perjalanan menuju Yerusalem." Yesus "meneguhkan hati-Nya" untuk pergi ke kota itu, tempat Ia akan menderita. Dalam perjalanan ini, sebagian besar ajaran unik Lukas disampaikan. Ia ditolak oleh orang Samaria. Ia mengutus tujuh puluh murid. Ketika seorang ahli Taurat bertanya tentang hidup kekal, Yesus menceritakan Perumpamaan Orang Samaria yang Murah Hati untuk mendefinisikan "sesama manusia". Ia mengunjungi rumah Maria dan Marta di Betania; Maria dipuji karena memilih "bagian yang terbaik" yaitu mendengarkan Yesus, sementara Marta sibuk melayani. Yesus mengajar para murid-Nya Doa Bapa Kami. Ia terus berselisih dengan para pemimpin agama, mengecam kemunafikan mereka.
Dalam perjalanan ini, Ia menceritakan beberapa perumpamaan paling terkenal. Perumpamaan Orang Kaya yang Bodoh (yang menimbun harta tetapi tidak kaya di hadapan Allah). Menanggapi berita pertobatan, Ia menceritakan tiga perumpamaan belas kasih di Bab 15: Perumpamaan Domba yang Hilang, Perumpamaan Dirham yang Hilang, dan puncaknya, Perumpamaan Anak yang Hilang (yang menampilkan belas kasih sang bapa dan kemarahan anak sulung). Ia juga menceritakan Perumpamaan Bendahara yang Tidak Jujur, dan kisah Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin. Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta, namun hanya satu, yaitu orang Samaria, yang kembali untuk berterima kasih. Ia mengajar tentang kedatangan Kerajaan Allah, dan menceritakan Perumpamaan Hakim yang Lalim (tentang janda yang gigih berdoa) serta Perumpamaan Orang Farisi dan Pemungut Cukai (yang menunjukkan kerendahan hati pemungut cukai). Ia bertemu dengan pemimpin muda yang kaya yang tidak mau melepaskan hartanya. Di dekat Yerikho, Ia menyembuhkan pengemis buta (Bartimeus). Tepat sebelum memasuki Yerusalem, Ia bertemu Zakheus, seorang kepala pemungut cukai yang kaya. Zakheus bertobat dan berjanji mengembalikan empat kali lipat, dan Yesus menyatakan, "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini... Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Yesus akhirnya tiba di Yerusalem dan dielu-elukan sebagai Raja. Namun, Ia menangisi kota itu karena penolakannya terhadap damai sejahtera. Ia masuk ke Bait Allah dan mengusir para pedagang. Selama beberapa hari, Ia mengajar di Bait Allah, memicu konflik langsung dengan imam-imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua. Mereka menantang kuasa-Nya. Ia menceritakan Perumpamaan Penggarap Kebun Anggur yang Jahat, yang merujuk pada penolakan mereka terhadap-Nya. Mereka mencoba menjebak-Nya dengan pertanyaan tentang membayar pajak kepada Kaisar ("Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar..."), dan orang Saduki mencoba menjebak-Nya dengan pertanyaan tentang kebangkitan. Yesus memuji Persembahan Janda Miskin. Ia kemudian memberikan khotbah panjang tentang Akhir Zaman, menubuatkan kehancuran Bait Allah dan kedatangan-Nya kembali.
Para pemimpin agama, didorong oleh Iblis, bersekongkol dengan Yudas Iskariot untuk menyerahkan Yesus. Yesus mengadakan Perjamuan Malam Terakhir bersama para murid-Nya. Di sinilah Ia menetapkan Ekaristi, mengambil roti dan anggur, seraya berkata, "Inilah tubuh-Ku... Inilah cawan Perjanjian Baru oleh darah-Ku..." (Institusi Ekaristi). Setelah perjamuan, Ia pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa. Dalam penderitaan-Nya, peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah. Ia ditangkap setelah Yudas mengkhianati-Nya dengan ciuman. Petrus mencoba melawan, memotong telinga hamba Imam Besar, namun Yesus menyembuhkannya.
Yesus dibawa ke rumah Imam Besar, Kayafas (setelah mungkin bertemu Hanas). Di halaman, Petrus menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok. Keesokan paginya, Yesus diadili di hadapan Mahkamah Agama (Sanhedrin) dan menyatakan diri-Nya Anak Allah. Ia kemudian dibawa ke hadapan Pilatus. Para pemimpin menuduh-Nya menyesatkan bangsa. Pilatus tidak menemukan kesalahan-Nya dan mengirim-Nya kepada Herodes Antipas (yang juga berada di Yerusalem), yang mengolok-olok Yesus tetapi juga tidak menemukan kesalahan. Pilatus mencoba membebaskan-Nya, tetapi kerumunan, yang dihasut oleh para imam, berteriak agar Ia disalibkan dan meminta pembebasan Barabas, seorang pemberontak. Pilatus menyerah dan menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
Yesus memikul salib-Nya, dibantu oleh Simon dari Kirene. Ia menghibur perempuan-perempuan Yerusalem yang menangisi-Nya. Ia disalibkan di Golgota (Tempat Tengkorak) di antara dua penjahat. Lukas mencatat tiga perkataan unik Yesus di kayu salib: "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat"; "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (kepada penjahat yang bertobat); dan "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Saat Yesus mati, tirai Bait Suci terbelah dua, dan kepala pasukan Romawi di bawah salib memuliakan Allah, katanya, "Sungguh, orang ini adalah orang benar." Yusuf dari Arimatea, seorang anggota Sanhedrin yang baik hati, meminta jenazah Yesus kepada Pilatus, mengafani-Nya, dan membaringkan-Nya di kubur yang baru. Para perempuan dari Galilea, termasuk Maria Magdalena, Yohana, dan Maria ibu Yakobus, mengamati di mana Ia dibaringkan dan menyiapkan rempah-rempah.
Pada hari pertama minggu itu (Minggu Paskah), para perempuan kembali ke kubur dan menemukannya kosong. Dua malaikat dalam pakaian berkilauan menampakkan diri dan berkata, "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit." Para perempuan melaporkan hal ini kepada para rasul, tetapi mereka tidak percaya. Petrus berlari ke kubur dan melihat kain kapan saja.
Pada hari yang sama, Yesus menampakkan diri kepada dua murid, salah satunya bernama Kleopas, dalam perjalanan ke Emaus. Mereka tidak mengenali-Nya. Yesus berjalan bersama mereka, menjelaskan Kitab Suci tentang Mesias yang harus menderita. Malam itu, ketika Yesus mengambil roti, mengucap berkat, dan memecah-mecahkannya (mengingatkan pada Ekaristi), mata mereka terbuka, dan mereka mengenali-Nya, tetapi Ia lenyap. Mereka segera kembali ke Yerusalem dan menemukan Sebelas Rasul. Saat mereka sedang bercerita, Yesus sendiri tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka. Mereka ketakutan, mengira Dia hantu. Yesus membuktikan kebangkitan jasmani-Nya dengan menunjukkan tangan dan kaki-Nya, serta memakan sepotong ikan goreng.
Yesus membuka pikiran mereka untuk mengerti Kitab Suci, menjelaskan bahwa Mesias harus menderita dan bangkit, dan bahwa pertobatan serta pengampunan dosa harus diberitakan dalam nama-Nya kepada segala bangsa, dimulai dari Yerusalem. Ia menjanjikan Roh Kudus. Akhirnya, Ia membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania, mengangkat tangan-Nya, memberkati mereka, dan sementara memberkati, Ia terangkat ke surga. Para murid kembali ke Yerusalem dengan sukacita besar, dan senantiasa berada di Bait Allah untuk memuliakan Allah.
I'm a passionate blogger and content creator. I'm driven by a desire to share my knowledge and experiences with others, and I'm always looking for new ways to engage with my readers
Kisah Para Rasul adalah kitab dalam Perjanjian Baru yang menceritakan sejarah gereja Kristen awal setelah kenaikan Yesus ke surga, dengan fokus pada penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma. Kitab ini, yang diperkirakan ditulis oleh Lukas, menggambarkan peran para rasul dan pengikut Yesus yang dipimpin oleh Roh Kudus dalam mendirikan, mengembangkan, dan menyebarkan ajaran Kristus ke berbagai bangsa dan wilayah.
Injil Yohanes adalah kitab dalam Perjanjian Baru yang keempat dan merupakan kesaksian tentang kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Injil ini dikenal berbeda dari tiga Injil lainnya karena secara unik menekankan keilahian Yesus sebagai Anak Allah dan memuat banyak materi yang tidak ditemukan di Injil lain, seperti peristiwa di Yudea dan Yerusalem serta ajaran Yesus tentang "Aku adalah".
Injil Markus adalah Injil kedua dari empat Injil kanonik dalam Perjanjian Baru yang mengisahkan pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Injil ini dianggap sebagai salah satu yang tertua dan diperkirakan ditulis oleh Yohanes Markus, seorang rekan Rasul Petrus, di Roma sekitar tahun 64–70 M untuk audiens non-Yahudi. Injil ini menekankan Yesus sebagai Anak Allah yang menderita dan memuat banyak tindakan serta perkataan Yesus secara dramatis dan cepat.